Thursday, July 22, 2010

Pencarian Pantai Terindah -part 45-


Gw duduk antusias memandang ombak. Ada legenda yang menyebutkan kalau ombak adalah buih-buih roh manusia yang sudah meninggal, yang berusaha menggapai-gapai daratan agar bisa kembali menjadi manusia. Buat gw ini ironis, karena gw justru ingin berenang ke laut, mengejar sejuta misteri yang ada di dalamnya.


Kita melanjutkan wisata di sini, di bawah rindangnya pohon ketapang. Beberapa kawan yang kurang pendidikan melakukan judi racing-keong. Keongnya meronta-ronta gak rela jadi bahan taruhan sepuluh rebuan.

Kita manjat pohon dengan skill sekumpulan babon. Rasanya amaze banget bersantai di atas pohon dengan hembusan angin lembut. Gw terpesona, serasa berada di surga perawan yang terpencil jauh dari sentuhan manusia.


Mobil kita parkir berjejer di sebelah pohon ketapang, gaya kita udah kayak anggota club off road, cuma gw yang mirip Giniel de Villiers dari Volkswagen, yang lain sih muka standar supir metro mini.


Waktu berjalan cepat di surga ini, gak terasa udah hampir 3 jam kita di sini. Masih jauh perjalanan kita buat kembali ke rumah. Jam 2 lebih, kita bersiap untuk pulang ke rumah.

Di mobil, gw masih belum rela melepaskan mata dari pantai. Gw bener-bener menyukainya. Mungkin karena cuma di sini, gw bisa memandang lepas ke arah laut laut. tempat di mana ombak bergulung memecah pantai, mengajak kita untuk bermain di lautan. Come on... come and play with me....




Kamis, 22 Juli 2010


Pencarian Pantai Terindah -part 44-


Kita parkir di pinggir pepohonan. Pantainya sendiri gak terlalu spesial, walau membentang panjang dari selatan ke utara. Banyak cangkang-cangkang kerang, ranting dan daun yang gugur, kotoran, dan sisa-sisa sampah pengunjung berserakan di sana-sini.

Ada juga genangan air di antara pasir pantai yang katanya aliran air tawar dari bukit, dan biasa dikonsumsi langsung oleh penduduk. Kalau menurut gw sih, ini cuma air sisa pasang yang terjebak di cekungan, kemudian terpanaskan matahari & garamnya mengendap, jadi rasanya tawar.


Kita gak terlalu peduli karena sudah didemo jerit kelaparan cacing-cacing perut. Tanpa mengindahkan sopan santun, kita ngobrak-ngabrik perbekalan yang kita bawa. Emang maknyus kalo jalan-jalan pake dana kantor, banyak makanan bergizi tinggi kayak kepiting, udang jumbo, ayam & ikan bakar bisa bertebaran di sana-sini, kontras dengan makanan yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Kita sibuk menggerogoti makanan masing-masing. Diakhiri dengan sendawa keras, para anggota rombongan bergeletakan kekenyangan di sekeliling pantai.


Selesai makan, semua orang sibuk dengan aktivitas masing-masing yang gak jelas juntrungannya. Bos kita jalan ke pantai utara, yang lain melanjutkan makan siang (yang tadi baru sarapan), ngintip rumah-rumah penduduk yang dipake sebagai tempat penginapan mahasiswi PKL, main bola, dan ngomongin bisnis, ”Gimana kalau kita ternak landak & badak? Kalau dikawin silang, bisa dapet spesies jumbo yang ditumbuhi cula-cula di sekujur tubuhnya. Culanya bisa dipanen setahun sekali.”


Waktu gw duduk leyeh-leyeh di atas potongan batang pohon, tiba-tiba bos gw sms kalau pantai di utara bagus. Spontan gw ajak anak-anak ke sana, satu orang nyupir, lainnya naik rame-rame ke bak mobil. Huurreeeyyy....!!! Kalau ketauan kayak gini di kantor, bisa kena warning :-p


Begitu sampai, pantainya memang jauh lebih indah. Pantainya membentang lebar dengan ombak tenang dan suasana yang teduh. Untuk sesaat, gw tergoda untuk nyemplung ke laut, tapi berhubung ada keterbatasan sempak, gw batalkan niat gw.




Pencarian Pantai Terindah -part 43-


Sixth Travel : Pantai Sekerat, Bengalon

Sunday, July 18, 2010

Hari minggu, bos sebelah ngajak temen-temen kantor buat jalan-jalan ke Pantai Sekerat, Bengalon. Berhubung waktunya mengiris jadwal pacaran, rencana ini jelas mendapat tentangan keras dari cewe gw. Tapi dengan iming-iming sebatang lollipop, gw sukses me-reschedule jadwal pacaran kita.

Plan awal kita kumpul jam 8 pagi di kantor. Berhubung gw orangnya on time, gw baru berangkat ke kantor jam 8 teng. Walhasil semuanya telat gara-gara gw. Sebelum semua orang melampiaskan kemarahan ke gw, gw pura-pura sibuk nuker ban serep yang bocor sama yang bagus.

Kita baru berangkat jam 9 pagi menuju Bengalon. Karena jaraknya lumayan jauh, kita mengambil jalan pintas lewat tambang batu bara. Setelah memotong pit AB, kita berbelok ke jalan aspal menuju Bengalon.

Sepanjang perjalanan menuju Bengalon, jalannya rusak lumayan parah. Untung kita naik mobil 4 W/D, begitu liat lubang jalan, penumpangnya pada teriak histeris, ”Lagi...!! Lagi...!! Lewat jalan yang jelek lagi... Asiiikkkk...” BRUK BRAK BRUK!! Lumayan off road gratis, kalau di Jogja kita kudu bayar.

Di kiri-kanan jalan kondisinya masih hutan yang sudah mulai dirintis. Gw gak nyangka, ternyata sudah ada kebudayaan di sini, ckckck... Gw kira masyarakat di sini masih pake cawat, trus bawa-bawa tombak sambil ngelilingin api, HULA HULA HULA HULA!! ngomongnya pake bahasa tarzan, ”Uuuu aaaa uuu aaaa” – artinya : ”Ini ibu Budi, Budi bermain bola, siapakah ayah Budi?”


Tapi teuteup... biar sudah ada kebudayaan dan program abri masuk desa, masyarakat di sini gak bisa ngalahin kerennya kita. Cewe-cewe yang kita angkut di mobil pada bilang, ”Lihat.... ada rakyat jelata... HAHAHAHA!!” *tawa setan*


Setelah 1,5 jam perjalanan yang menyiksa, kita masih harus memotong jalur pengangkutan batu bara untuk mempersingkat perjalanan. Karena kita semua bertampang kriminil, saat motong tambang, kita dikawal oleh mobil security tambang. Mungkin mereka takut kita nyolong batu bara, trus dijual karungan ke pengepul setempat.

Perjalanan sempat terhenti beberapa kali persimpangan jalan untuk memberikan prioritas lewat kepada truk SDT yang mengangkut batu bara yang menggunung di baknya. Kayaknya profesi bajing luncat batu bara jadi favorit di sini.

Lepas dari kawasan tambang, kita masih harus melewati jalan batu merah gak rata menuju pantai. Total butuh waktu 2 jam untuk sampai lokasi, fiuuuhhh.....

Sesampai di sana, kita disuguhi pemandangan langka, yaitu pantai yang menghadap langsung perbukitan. Air yang mengalir di sini jernih dari mata air perbukitan. Beberapa anak kecil mandi dengan gembira, seolah gak kuatir dengan kotoran larut dari hulu, ooeeekkksss....



Monday, July 12, 2010

Indeks Pencarian Pantai Terindah


Indeks Pencarian Pantai Terindah :

  1. First Travel : Balikpapan, February 17-19, 2010, part 2-4
  2. Second Travel : Makassar, February 25-28, 2010, part 5-10
  3. Third Travel : Manado, March 12-16, 2010, part 11-24
  4. Fourth Travel : North Bali, April 1-4, 2010, part 25-34
  5. Fifth Travel : Derawan, May 27-30, 2010, part 35-42
  6. Sixth Travel : Pantai Sekerat, Bengalon, July 18, 2010, part 43-45
  7. Seventh Travel : Raja Ampat? November? Hopefully