Monday, March 28, 2011

Honeyventuremoon - Tour de Flores - part 14

Setelah puas, kita meninggalkan Ruteng melanjutkan perjalanan menuju Labuan Bajo. Setelah melewati Ruteng, di pinggir jalan ada juga sawah yang hampir berbentuk sarang laba-laba. Gw sebut aja sawah sarang laba-laba KW 1, haha….

Kita kehabisan bahan bakar dan harus refeuling di kota kecil bernama Borong. Gw heran sama si Mat, tiap kota di Flores, ada aja kenalannya. Contohnya waktu kita berhenti di jembatan transfield di Borong, ada aja orang yang ngelewat dan nyapa Mat. Gw curiga semua orang Flores basudaro, buktinya mereka semua setipe, badan kekar, kulit hitam dan rambut ikal. Stereotip orang Flores banget sih…

Di Borong, kita melakukan apa yang gak bisa kita lakukan sebelum nikah dulu, yaitu Foto Pasca Wedding di sawah. Foto Pre-Wed haram boo… haha…

Menjelang magrib, akhirnya kita sampai di Labuan Bajo. Welcome to Labuan Bajo, Nusa Tenggara’s “Next Big Things” in Tourism! Besok kita akan menyeberang ke Pulau Komodo, melihat calon tujuh keajaiban dunia baru. Thanks Flores, see you when I see you…

Honeyventuremoon - Tour de Flores - part 13

Day 5 Jumat 18 Feb : Bajawa - Ruteng - Labuan Bajo

Hari ini kita akan melakukan perjalanan panjang dari Bajawa ke Labuan Bajo, kota tempat di mana kita bisa menyeberang langsung ke Pulau Komodo. It’s will be a long… looonngg…. journey. Butuh waktu 10 jam perjalanan untuk sampai ke Labuan Bajo. Sebelum meninggalkan Bajawa, kita mengucapkan selamat tinggal terlebih dahulu pada Gunung Inerie yang telah menjadi saksi cinta kita di Bajawa

Kita berhenti beberapa kali untuk sekedar meluruskan tulang punggung dan menghirup udara segar. Beruntung pemandangan di sepanjang jalan sangat luar biasa. Jalur Bajawa – Ruteng berada di dataran tinggi dan tanahnya subur-subur. Pemandangan sepanjang jalan didominasi sawah-sawah hijau dan para petani ramah yang tidak keberatan melambaikan tangan ke arah kita.

22 KM sebelum Ruteng, kita mampir di Danau Ranamese. Lokasinya cakeeeuuuppp… bangeD pake D buat piknik keluarga. Danau Ranamese dikelilingi oleh pepohonan dengan suasana sejuk dan sumber air dari air terjun kecil yang berasal dari mata air pegunungan. Airnya ngundang banget buat nyemplung, sayang kita gak bisa lama-lama di sini. Perjalanan masih panjang coo…

Ini dia salah satu icon Ruteng, sawah sarang laba-laba! Kita sempat empot-empotan buat mendaki menuju highest point untuk melihat keseluruhan bentuk sawah. Dan begitu sampai di sana, perjuangan kita terbayar… Hasil karya orang Ruteng, mirip garis-garis Nazca di Gurun Sechura, Peru. Kita gak ngerti bagaimana cara konstruksinya. Mungkin mereka pasang theodolit di puncak bukit sama nurunin tim survey buat pasang patok-patok acuan? Ato jangan-jangan malah hasil karya UFO kayak crop circles Sleman? Hiiiyyyy…..

Wednesday, March 23, 2011

Honeyventuremoon - Tour de Flores - part 12

Jam ½ 4 sore, kita melanjutkan perjalanan ke Bajawa yang terletak di dataran tinggi dengan ketinggian 1100 m di atas permukaan laut. Dengan latar belakang pegunungan berapi yang hijau, udara dingin, suasana kota yang tenang serta dikelilingi oleh kebun-kebun vanili dan jagung yang berbunga, Bajawa benar-benar cocok untuk pasangan bulan madu kayak kita, hihihi… *tawa licik*


Kita menginap di Losmen Edelweiss yang terletak di selatan kota. Losmennya bagus dengan view pegunungan dari taman hotel yang cantik. Begitu dianterin sama pegawai hotel ke VIP room, gw tanya berapa semalamnya? 250.000. Upsss… duit kita udah menipis, “Ada yang lebih murah gak? “ Akhirnya kita nginep di kamar standar 150,000-an gak pake AC sama air panas. Honeymoon backpackers’ cooo….

Setelah beres-beres dan leyeh-leyeh sebentar, kita dianterin Mat ke Pemandian Air Panas Mengeruda yang terletak di SoA, 22 KM di utara Bajawa. Sumber air panas ini timbul dari tanah secara alami dan membentuk kolam utama yang panasnya cukup bikin kita jadi perkedel setengah mateng.

Gw gak sanggup kalau harus berendam di sini Kita memilih berendam di aliran sungai yang mengalir dari kolam utama sebelum jatuh ke air terjun. Panasnya sudah berkurang banyak, lebih asooyyy….

Sebenernya lebih enak berendam di bawah air terjun tempat aliran air panas bercampur dengan air sungai yang dingin. Tapi kondisinya lagi banjir besar, jangan sampe istri gw keseret banjir, belum sempat gw asuransiin soalnya…

Waaawww…. Penat gw setelah seharian di perjalanan Riung-Bajawa hilang seketika. Suasananya yang masih alami, bukan hanya berendam di kolam biasa, menawarkan sensasi lain yang gak bisa didapat di pemandian-pemandian air panas lain. Tenaga gw udah ter-charge full, gw siap untuk berbulan madu, cihuuuuyyyy….

Honeyventuremoon - Tour de Flores - part 11

Di tengah kampung, terdapat sekumpulan batu menhir yang didirikan di beberapa kuburan dolmen. Kata 'si tante yang namanya saya lupa lagi', kuburan ini mirip waruga di Sawangan-Manado, semacam kuburan keluarga yang sewaktu-waktu bisa dibuka kalau ada anggota keluarga yang baru meninggal.

Di kiri kanannya ada bhaga (di kanan Pai, simbol keluarga perempuan) dan ngadhu (di kiri Pai, simbol keluarga laki-laki). Biasanya hewan-hewan kurban ketika ada peseta adat digantung di ngadhu ini. Terus satu lagi yang khas, adalah pemasangan tanduk-tanduk kerbau di masing-masing rumah yang merupakan lambang status sosial orang Bena, yang berasal dari hewan-hewan yang dikorbankan oleh klannya. Semakin banyak hewan yang dikorbankan, semakin tinggi derajat sosialnya.


Sempat beberapa kali gw mikir, sebenernya foto-foto yang gw lakuin sama Pai ini valdalisme budaya gak ya? Untung kita datang pas low season, jadi jarang ketemu orang. Kalau ketemu, jangan-jangan kita dibakar massa

Ini foto yang paling spektakuler!!! Foto apakah ini gerangan? Foto gw memasuki rumah adat? Salah sodara-sodara… Ini foto gw waktu masuk toilet umum, GYAAAHAHAHAHAHA!!!!!

Sisi selatan kampung langsung berbatasan dengan tepi bukit kaki Gunung Inerie. Menurut penduduknya, mereka percaya keberadaan Gae Dewa yang bersinggasana di gunung, serta dewa yang menyatukan Dewa Yeta (surga) dan Nitu Sale (bumi), adalah dewa yang melindungi kampung mereka.

Ada lookout di selatan kampung tempat kita bisa melihat kaki Gunung Inerie dan keseluruhan kampung. Pemandangannya menakjubkan di sini! Gak pernah terbayangkan oleh gw bahwa perjalanan ke Flores ini bisa mengantarkan kita untuk menjejakkan kaki di potongan surga bernama Bajawa.

Flores benar-benar menawarkan sejuta warna: keindahan taman laut, Kelimutu, keajaiban komodo, dan keindahan budayanya. Kalau mau Lihat Surga Datang lah Ke Flores…

Tuesday, March 22, 2011

Honeyventuremoon - Tour de Flores - part 10

Day 4 Kamis 17 Feb : Bajawa

Salah satu permasalahan terbesar wisata Flores adalah kepedulian pemerintahannya. Untuk mencapai Bajawa dari Riung, kita gak bisa menggunakan jalan direct ke sana karena jalannya hancur dan sudah berubah menjadi sawah. Cuma mobil 4 WD aja yang bisa melintasi jalan ini. Kita terpaksa memutar jauh melewati Mbay lagi dan lanjut ke Boawae, sebelum sampai ke Bajawa.

Butuh waktu 5 jam perjalanan santai untuk mencapai Bajawa, kota pedesaan cantik di dataran tinggi yang memiliki banyak desa-desa tradisional Flores. Kita sempat beberapa kali berhenti di padang rumput sepanjang Riung-Mbay untuk istirahat, dan berhenti makan siang di Boawae.


Walaupun pemandangan sepanjang perjalanan sungguh spektakuler, tapi tetep aja jalan berkelak-kelok naik turun bukit bikin gw pusing-mual-KO. Di restoran gw borong tolak angin dan minyak angin sama minum susu banyak-banyak. Sedikit tips buat yang pengen berkunjung ke Flores, jaga kesehatan baik-baik! Bukan sekali dua kali temen-temen backpacker terpaksa memperpanjang masa kunjungan karena sakit gara-gara fisiknya drop.

Kira-kira jam 1 siang sebelum mencapai Bajawa, kita berbelok ke arah selatan menuju Kampung Adat Bena yang terletak 19 KM dari Kota Bajawa. Terletak di atas bukit kaki Gunung Inerie, Kampung Bena adalah salah satu kampung megalitikum terbesar yang ada di Kabupaten Ngada. Terdapat sekitar 45 rumah yang mengelilingi kampung memanjang dari utara ke selatan. Rumah-rumah tersebut didiami oleh 9 Klan Bena yang dipisahkan 9 tingkat ketinggian tanah dalam kampung ini.

Waktu seolah terhenti ketika kita memasuki kampung ini. Kampung Bena sama sekali gak tersentuh kemajuan jaman. Pola kehidupan, budaya, dan adat istiadat yang dijalankan masyarakatnya relatif tidak berubah sejak 1200 tahun yang lalu. Sebagian penduduknya bermata pencaharian petani, sedangkan kaum perempuannya menenun kain ikat motif kuda dan gajah khas Bena.

Kampung ini hanya memiliki satu gerbang utama yang terbuat dari susunan-susunan batu tinggi. Kita hanya bisa memasuki kampung dari sisi kanan atau langsung menapaki tangga masuk paling atas, dan keluar dari sisi kiri. Bentuk kampungnya aeperti perahu, karena menurut mereka bentuk perahu merupakan wahana bagi arwah menuju peristirahatan terakhirnya.

Saturday, March 19, 2011

Honeyventuremoon - Tour de Flores - part 9

Setelah makan siang, kita kembali ke kapal yang ditambatkan di pantai buat istirahat tidur kekenyangan. Makan siangnya enak! Itchan pinter masak, bumbu ikan sama sambelnya boo… kalau aja rambutnya gak gimbal rasta, kulitnya gak item, dan Itchan ikhlas ganti kelamin, dia pasti dengan mudah nyingkirin Farah Quinn sebagai pengisi acara Ala Chef.

Setelah cukup istirahat, kita melanjutkan perjalanan ke destinasi terakhir, best part of Riung Seventeen Islands Marine Park : Pulau Tiga! Dinamakan Pulau Tiga karena pulau ini nampak seperti tiga buah pulau terpisah. Kesan ini terjadi karena pulau ini terbentuk dari tiga buah bukit yang terpisah oleh hamparan pasir dan rumput.

Laut Pulau Tiga berwarna tosca jernih tembus pandang dengan riak-riak ombak kecil. Terumbu-terumbu karangnya masih perawan, dikelilingi oleh ikan-ikan tropis yang melayang-layang bahagia. Benar-benar pemandangan yang menakjubkan!!


Taman laut di Pulau Tiga ini memiliki beraneka ragam karang warna-warni dan berbagai ikan cantik yang sangat mempesona. Hampir satu jam penuh gw dan Pai bergandengan tangan snorkeling mengikuti parade ikan-ikan cantik seperti di aquarium raksasa. Sambil snorkeling gw bilang, “Ay blup lup blup yuu Pai… blup blup…”

Setelah puas snorkeling, kita naik ke pantai dan istirahat sambil tidur pelukan di sana. Garis pantai putihnya panjang sekali, cocok buat jalan-jalan dengan kaki telanjang keliling pantai.
Menjelang jam 3 sore, gerimis perlahan turun rintik-rintik. Saatnya kita kembali pulang ke dermaga Riung. Sambil meninggalkan Pulau Tiga, gw terduduk melamun merenungi hari yang baru aja gw jalanin. Pernahkah kamu ke Flores? Dan bersama orang yang kamu cintai? Rasanya gw orang paling beruntung di dunia ini…

Honeyventuremoon - Tour de Flores - part 8

Setelah dari Pulau Ontoloe, kita melanjutkan perjalanan ke Pulau Wongkoroe, tempat kita bisa snorkeling melihat terumbu karang acropora bercabang. Kita ketemu dengan 2 orang bule jumbo yang lagi snorkeling di lokasi yang sama. Prediksi gw sih mereka berasal dari Jerman, Pai gak sepakat soalnya menurut dia orang Jerman jarang piara kumis kayak tukang sate. Tapi gw dan Pai sepakat kalau mereka bukan tukang sate.


Oh my God… underwater pocket camera murahan yang kita beli di Ambassador beberapa jam sebelum keberangkatan ke NTT gagal menangkap keindahan taman laut ini Sebenernya banyak ikan-ikan tropis kecil yang berenang-renang diantara terumbu karang, sayang harga gak boong. Tapi minimal kita bisa putu-putu narsis pake peace lah di dalam air…


Menjelang siang kita berangkat ke the famous Rutong Island. Dari jauh aja Pulau Rutong sudah nampak indah dengan garis pantai yang meliuk dengan menawan dan dikelilingi oleh beberapa pulau lain yang menambah semarak elok Pulau Rutong.

Setelah mendarat, kita berkeliling di sekitar pulau yang memiliki gradasi warna tosca, biru muda, dan biru tua. Waaawww….. Spektakuleerr!!!! Siapapun pasti akan terkagum-kagum menyaksikan keindahan pulau dan pemandangan bunga karang di air dangkal nan jernih!


Sementara kita jalan-jalan di hidden paradise ini, Itchan sibuk menyiapkan makan siang buat kita. Dengan ranting-ranting yang dikumpulin dari sekitar pulau, Itchan membakar dua ekor ikan nila merah dan lima ekor ikan snapper buat kita.

Makan siang siap!! Di bawah rumah-rumahan di pinggir pantai, gw dan Pai makan siang romantis di antara deburan ombak dan desahan angin yang berhembus.

“Compared to you, the moon is just round and shiny, the stars are glittery, the rainbow is colorful. But you, you are beautiful…”

Honeyventuremoon - Tour de Flores - part 7

Day 3 Rabu 16 Feb : Riung

Hari ini kita akan mengunjungi Wisata Riung 17 Pulau yang di kesohor sebagai The Hidden Paradise in Ngada – Flores di kalangan masyarakat bule. No wonder, Riung memiliki gugusan pulau yang tak hanya nampak indah di permukaan tanah, tapi juga di bawah laut.

Sebenernya jumlah pulau di gugusan ini ada 24, tapi pemerintah memutuskan penamaan Wisata 17 Pulau untuk mengenang tanggal kemerdekaan Indonesia.

Outstanding!! Buat gw, Riung adalah salah satu tempat terindah di Indonesia. Ada 24 pulau karang yang tersebar memanjang dari Teluk Riung. Dan kata anak IBP, keindahan Riung gak kalah dengan Halong Bay di Vietnam

Guide Tour di sini biasanya nawarin pilihan untuk full day tour atau half day tour. Buat yang berencana langsung berangkat ke Bajawa, half day tour adalah pilihan terbaik. Tapi meninggalkan sensasi lunch di Pulau Rutong, Indonesian Top Two Best Beautiful Small Island, rasanya terlalu sayang bozz…

Kita berangkat sekitar jam ½ 9 menggunakan speed boat ditemenin Itchan, guide lokal yang namanya malang melintang di Lonely Planet Tujuan pertama kita adalah Pulau Ontoloe, tempat koloni kelelawar dalam jumlah massive. Pulau ini cocok disebut Pulau Kalong, bukan hanya karena banyak kalongnya, tapi karena kalongnya “ngalong”. Malem mereka berangkat terbang keluar pulau buat cari makan, siang mereka begadang heboh kayak di diskotik dangdut.


Kita benar-benar takjub dengan jumlah kelelawar yang memadati ranting-ranting pohon hutan bakau di sekeliling pulau. Cukup menepuk sekali, sebagian kelelawar-kelelawar ini bergerak berpindah tempat kayak orkes gumarang. Biar kelihatan mengerikan, kayaknya mereka gak berbahaya, soalnya mereka mengkonsumsi buah bukan darah. Untung buah hati gw dan Pai belum masuk masa produksi, SESI PEMESANAN : ON, SESI TRANSFER : OFF, SESI PRODUKSI : OFF

Mungkin cuma di sini kita bisa melihat kepakan terbang sayap kelelawar di langit biru dan anak-anak kelelawar dalam lindung pelukan ibunya dengan mata telanjang, “Mami… mami… ngempeeengg…..”