Saturday, February 20, 2010

Pencarian Pantai Terindah

Hari Jumat sore, sepulang dari kantor, seperti biasa saya menyalakan laptop dan televisi serta mengambil sebuah buku secara acak dari rak di dinding. Beberapa pesan elektronik masuk di kotak surat. Kebanyakan dari milis, situs pencari kerja, dan advertasi. Saya pindahkan tab ke situs jejaring sosial pribadi, ada beberapa notifikasi, saya klik satu persatu, tiba-tiba mata saya tertumbuk pada satu permintaan koneksi, seseorang dari masa lalu…

Sudah hampir 3 tahun berlalu semenjak terakhir kali bertemu. Saya pikir saya baik-baik saja, dunia kecil yang saya bangun sendiri ini sudah berputar tenang. Ada senyum, ada tawa, saya pikir saya sudah menjadi lebih baik.

Tapi semua berubah ketika saya melihat fotonya, potongan-potongan kenangan masa lalu merayapi pikiran saya. Dengan melihat fotonya, saya masih melihat refleksi mimpi masa lalu kami di wajahnya. Sisa-sisa jejak kebahagian dan penyesalan, bayangan masa lalu, melebur menjadi satu.

Saya tatap foto itu sekali lagi. Hari itu saya pertama kali melihatnya melintas di lapangan basket kampus. Saat itu juga saya menyadari bahwa hati saya dicuri oleh pancaran senyum dan gerai rambut ikalnya.

Ada potongan kenangan ketika saya berkenalan dengannya. Dengan canda saya berujar bahwa saya akan lebih sering ke rumahnya, dia tertawa dan menyatakan tidak keberatan. Seperti de-ja vu, bayangan ketika kami berbagi mimpi saat menyaksikan indahnya pantai Belitung di film Laskar Pelangi kembali muncul. Saat itu, kami merasa bahwa kami takkan terpisahkan.

Lalu ada gambar ketika saya terduduk di hamparan pasir putih Pangandaran. Melihat sosoknya saat berlari mengejar ombak ketika pasang surut kemudian menerjang ombak ketika pasang mulai naik sambil tertawa lepas. Rambutnya basah terkena butiran-butiran pasir membiaskan cahaya matahari sore. Sepasang mata coklat itu bersinar terang bahagia. Dia tidak pernah secantik hari itu.

Tapi saat ini semua sudah berlalu. Masa lalu adalah bagian dari hidup yang seharusnya dilupakan. Tetapi rasanya ada sesuatu yang hilang. Serpihan-serpihan kebahagiaan dan mimpi saya tertinggal di hamparan pasir laut dan gulungan-gulungan ombak yang berkejaran mencium bibir pantai.

Saya tidak tahu, mungkin saya harus kembali. Melakukan perjalanan pencarian pantai terindah. Mengumpulkan kembali serpihan-serpihan kebahagian saya, mencari cinta baru, dan mengakhirinya di Belitung. Saya tidak tahu, rasanya saya harus kembali…



Jumat, 5 Februari 2010

No comments: