Friday, April 30, 2010

Pencarian Pantai Terindah -part 27-


Kita berangkat menuju Bali Utara jam 5 sore. Kita akan menuju Lovina yang memiliki pantai dengan hamparan pasir hitam berkilauan yang terkenal dengan lumba-lumbanya yang kerap kali menari-nari di pagi hari di permukaan laut.

Perjalanan rencananya akan ditempuh dalam waktu 3 jam dengan rute Denpasar-Bedugul-Singaraja-Lovina, melalui jalur perbukitan berliku yang bikin penumpang mabok. Gak heran Bali Utara bukan destinasi favorit wisatawan lokal.

Untung sepupu gw guide yang handal. Dia milihin rute di mana kita melewati jalur non tradisional, yang melewati persawahan Bedugul. Gw celingak-celinguk cari gadis bali yang mandi di subak. Apa daya keeksotisan tersebut sudah punah dalam budaya masyarakat. Nuditas kehilangan kepolosannya, ketelanjangan menjadi senantiasa bermakna seksual. Padahal gw cuma pengen liat mereka telanjang sebagai tinjauan pustaka belaka.

Tujuan wisata pertama kita di Bali adalah Danau Bedugul, dimana kita bisa melihat Pura Ulun Danu yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi kesuburan. Sayang karena pesawat Tri & Marco delay, kita kemaleman nyampe sini.

Kita sampai di Bedugul jam 7 malem. Karena udah gak mungkin turun ke danau, kita naik ke Masjid Besar Al-Hidayah, yang berdiri tegak di atas bukit yang cukup tinggi. Setelah solat Magrib, kita ke pelataran masjid, memandang keindahan Danau Beratan dan Pura Ulun Danu dari kejauhan. Udara dingin dan kabut yang menyelimuti danau tidak mengganggu kami, kami berdiri beberapa lama di tengah hembusan angin kecil yang meniup rambut kami lembut.

Beberapa saat kemudian, kita berangkat melanjutkan perjalanan ke Lovina. Gw nyerah! Mata gw udah lelah! Gw gantian nyetir sama Marco untuk setengah perjalanan berikutnya.

Jam ½ 9 malem, kita sampai di Singaraja. Dari hasil browsing internet, salah satu objek di Singaraja ini adalah Tugu Singa Ambara Raja, yang merupakan lambang Kota Singaraja, terletak di pusat kota, yang katanya banyak turis ngambil foto di sana.

Begitu sampai di sana, Tri nanya, “Serius Yal gitu doang? Kalo tugu kayak gitu doang mah bertebaran di jalanan.” Gw kehilangan kata-kata, mau ngotot ngambil foto di sana dulu juga gak bisa, wong Tri sama Marco yang punya kamera professional, kamera gw sih murahan aja, hasil pinjaman pulak T_T

Akhirnya kita memilih untuk meneruskan perjalanan, kira-kira jam 9 malem, kita sampai dan memarkirkan mobil di pinggir Pantai Bina Ria, yang lazim disebut Pantai Lovina. Setelah membuka pintu mobil, bau asinnya udara pantai memenuhi paru-paru kita. UUHH YEAH BEYBEH!!! Gw sampai di Pantai Lovina!! Cihuuiii!!!!!


Setelah puas menyusuri pantai Lovina di malam hari, kita cari tempat untuk makan malam. Di sepanjang akses menuju pantai, banyak terdapat café dan restoran yang pengunjungnya sebagian besar didominasi bule. Banyak café yang nawarin happy hours bir Bintang IDR 15,000 / botol. Sayang gak ada happy hours temulawak.

Kita makan malam di Kakatua Café & Restaurant yang harganya nampak lebih relevan. Café-nya nampak berkelas, ada miniatur air terjun, lampu-lampu dan aneka lampion, trus waitress-nya pake kebaya seksi. Dengan antusias kita masuk café, ternyata temaram lampu menipu, waitress-nya udah stw T_T

Menu café-nya variatif, ada makanan Western, Indonesian, Indian, Mexico, noodles, dll. Sayang gak ada makanan khas Bali kayak ayam & bebek betutu, be pasih mesambel matah, sate penyu dll. Gw pesen Fresh Prawn Curry, rasanya lumayan. 300 rebu buat 4 orang, not to bad…

Selesai makan, kita cari penginapan buat istirahat, karena besok pagi kita berencana berburu lumba-lumba selepas subuh. Tertarik dengan plank bertulis www.angsoka.com, kita akhirnya nginep di Hotel Angsoka, karena kita asumsikan hotel yang punya alamat situs pastilah bermutu tinggi.

Hotelnya lumayan oke, berbentuk cottages yang terletak di tengah taman tropis yang masing-masing dihubungkan dengan walkway, dan diteduhi oleh hutan bambu kecil.

Marco gak bisa tidur kalo gak pake AC, jadi kita harus ambil kamar standar. Berhubung kamar Super Standard dan Standard Plus masing-masing cuma nyisa 1 kamar, daripada saling iri akhirnya dengan biadab kita ambil 2 kamar Superior!! Untuk ukuran harga hotel Bali, harga IDR 250,000 / room kamar Superior terhitung murah, mungkin karena itu tadi, Lovina bukan destinasi favorit karena aksesnya lumayan berat. Ini foto kita di depan kamar setelah kita snorkeling keesokan harinya, mantap kan? :-D



No comments: