Saturday, January 16, 2010

Journey Akhir Tahun 2009 - dalam tata waktu acak - part-3

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 3 jam melalui jalan tol yang melintasi padang rerumputan dimana sesekali terlihat hewan ternak memamah biak di bawah pengawasan gembalanya, akhirnya kita tiba di kota berikutnya, untuk transit sehari menunggu direct flight Garuda ke Jakarta keesokan harinya jam 9 malam.


Kita sampai di hotel sekitar jam 6 sore dengan perut penuh dijejali ayam Al Baik dalam keadaan setengah sadar kekenyangan. Kali ini kita nginep di Hilton yang terletak di pinggir laut. Well, sebetulnya bukan hal yang aneh sih, karena gw pernah nginep di Hilton kota lain beberapa kali. Tapi baru Hilton sini yang bisa bikin muka gw melongo kagum sekaligus bertingkah norak dengan melakukan tindakan pemotretan ilegal karena belum tentu gw bisa nginep di sini setahun sekali.


Memasuki pintu hotel, kita dipersilahkan untuk menunggu di lobi terbuka yang dikelilingi oleh deretan kamar bertingkat yang mengelilingi lobi.



Gw bersama tamu lain duduk di deretan kursi dari marmer segi empat yang berbentuk melingkar (kanan gambar), menunggu pembagian card kamar sambil memandang seluruh sudut hotel mencari peluang untuk berbuat kejahatan. Gw baru hentikan niat gw setelah melihat belasan kamera cctv menjejali atap pintu masuk hotel.



Dengan pengamanan ekstra ketat seperti ini, gw yakin bahkan pencuri sendal hotel dengan mudah terpergoki dan memudahkan satpam melakukan pengejaran dan kemudian menelikung tersangka sampai tersangka berteriak menyerah sambil memukul matras 3 kali.


Gw memandang ke atas, dan gw baru tersadar kalau gedung hotel ini berbentuk segi lima setelah gw melihat bentuk atap hotel. Lantai teratas dihubungkan oleh ’jembatan’ yang menghubungi beberapa family restaurant, sementara pohon palem tumbuh menjulang sampai ketinggian beberapa lantai kamar.



Setelah pembagian card kamar selesai, disepakati kalau gw stay di kamar 935 bareng sepupu gw. Berhubung gw udah kebelet, gw lari dulu ke toilet yang terletak di bawah lift. Selesai buang hajat di urinoir, begitu gw berbalik ke wastafel untuk cuci tangan, masa ampuuunnn....... Cakep banged wastafelnya!!!



Wastafel kayak gini yang bisa bikin gw tega mandiin bayi di sini. Gw cuma perlu geser kran kiri-kanan untuk mengatur suhu air trus pencet kran di kiri supaya sabun cairnya keluar, setelah itu bayi dengan bebas bisa berkecipakan gembira, loncat dari satu wastafel ke wastafel lain. Hanya saja keberadaan beberapa pria yang buang air kecil di urinoir depannya menimbulkan efek tidak sedap bagi pandangan mata.


Selesai berkhayal, gw naek ke kamar nyusul sepupu gw. Begitu masuk dan memandang isi kamar, gw langsung terhanyut dalam suasana romantis.



Sebuah kamar deluxe double bed dihiasi dengan lampu temaram dengan pemandangan balkon langsung ke arah laut. Bakalan romantis banget kalau gw nginep di sini bareng calon istri gw. Di saat benak gw melayang dalam mimpi manis, tiba-tiba pandangan gw tertumbuk pada sosok sepupu chubby gw yang tertidur pulas dengan posisi badan tidak beraturan, yang langsung menghancurkan khayalan indah gw.


Gw mendadak pusing, gw lari ke kamar mandi untuk menyelamatkan pencernaan gw. Begitu gw buka pintu, di hadapan gw terhampar sisa-sisa pertempuran sepupu gw yang hobi nge-bath up.



Gw sih cuek aja, gw gak berminat mandi berhubung gw tipe pemuda ramah lingkungan yang cukup mandi sekali sehari. Quote favorit gw di iklan layanan masyarakat adalah, ’Hemat water energy, pdam rugi’. Yang penting jas mandinya masih nyisa satu buat gw pake di photo box.


Gw cuma butuh kamar mandi buat pake deodoran dan nyemprotin parfum sekedarnya demi menyelamatkan harga diri gw saat dinner nanti. Selesai dari kamar mandi, gw bareng sepupu gw yang udah kebangun, turun ke bawah buat dinner yang dimulai jam ½ 8 malem. Kita dinner di Safina Restaurant, satu di antara beberapa restoran yang terletak di sebelah kanan lobi. Kerennya, setelah turun dari lift, kita masih harus turun lagi ke underground dengan eskalator setengah melingkar (beneran! gw baru pertama kali ngeliat eskalator melingkar kayak gini).



Bener-bener kehabisan kata-kata gw di sini. Boleh lah tukang dekornya, jangan-jangan owner-nya ngedatangin jin tomang buat buat ngebangun hotel ini dalam satu malam.


Perhatian gw dengan cepat teralih kepada makanan yang tersaji di ruangan restoran. Tiba-tiba gw lupa kalau gw baru saja mencerna dua potong ayam Al Baik. Dengan lincah gw memenuhi piring gw dengan panganan mewah dan mengganyangnya langsung dengan ganas. Belum sempat waitress menawarkan untuk menuangkan minuman ke gelas gw, gw keburu menyambar dua kaleng seven up dari baki waitress tadi. Waitress yang kelihatannya imigran dari India itu hanya menggeleng-gelengkan kepala tak berdaya.



Setelah pertempuran berakhir yang ditandai oleh sendawa keras gw, gw naek kembali ke kamar dan tertidur dengan pulas sampe keesokan harinya.


Bangun tidur, gw buka balkon dan melihat cantiknya kolam renang di bawah balkon serta indahnya pemandangan pantai yang terhampar sejauh mata memandang di

hadapan gw.



Sungguh hari ini gw merasakan nikmatnya kehidupan dunia. Mood gw berubah menjadi lebih ceria, gw siap untuk menjalani indahnya hari ini.




3 comments:

Hanifadinna said...
This comment has been removed by the author.
Hani Fadinna said...

Lah kok bisa nyasar ke blog ini. Kocak-kocak..keep on blogging bro!!

sahrial said...

thanks sis, hehe