Monday, May 3, 2010

Pencarian Pantai Terindah -part 32-


Perasaan gw sedikit terobati setelah gw bisa menghirup udara berbau garam pantai. Tiba-tiba Tri nyeletuk, “Itu tuh yang terang di selatan itu Jimbaran” Gw sama Marco antusias, gw terakhir makan terakhir di Jimbaran sekitar 5 tahun lalu. Akhirnya kita jalan ke sana, ada kali ½ kilo.

Sampe sana, ternyata yang terang tadi itu Centro Mall. Gw cek di peta, wadooowww!!!!! Jimbaran itu kan jauh banget dari Kuta!!! Malam bertambah buruk semenjak kita kehilangan guide kita. Kita putusin jalan kaki lagi ke tempat semula, gempor, gempor dah…


Menyusuri jalur pedestrian sepanjang pinggir pantai Kuta membuat kita kembali tersadar bahwa kita berada dalam gemerlapnya kehidupan malam di Bali. Di sepanjang jalan, banyak berderet outlet-outlet international brand, tempat kita bisa menghamburkan uang sepuasnya. Semua yang kamu mau, ada di sini. Hanya ada satu tuhan di sini, yaitu kesenangan :-D

Kita sempat melewati tiga surga clubbing di Kuta, yaitu Hard Rock Cafe, Ocean Beach Club, sama Kama Sutra. Sayang mereka gak nyediain temulawak, jadi kita gak jadi masuk. Kita berbelok ke Gang Poppies II menuju Jalan Legian. Gw bisa bilang Jalan Legian itu sumber dari segala sumber fantasi! Di sepanjang jalan didominasi oleh club-club. Yang bikin asik itu konsep outdoor-nya, kita bisa ikut melantai gratis di depan tiap-tiap club tanpa parlu masuk, bareng bule yang sibuk negak bir Bintang.

Banyak cewe-cewe dengan dandanan masa kini seliweran di sini. Suasananya bener-bener asik, apalagi suara dentuman musik terdengar dari seluruh pelosok Legian. Kita berupaya tetep cool, cuma hidung kita aja yang masih ngos-ngosan menahan perubahan hormon.

Puas goyang-goyang, kita lanjut cari tempat makan. Rata-rata sebagian besar café udah gak jual makanan lagi, cuma minuman doang berhubung sudah terlalu malam. Akhirnya kita makan di Char Grill Express Café, at least lebih berkelas dibandingkan nongkrong di fast food lain. Rasanya lumayan, gw suka Beef Rolls-nya. Jam satu malam, kita meninggalkan Kuta menuju penginapan buat istirahat, bersiap ngejar sunrise di Sanur.



Day Four: Sunday – April 4th 2010

Early Morning : Sanur Beach

Setelah Subuh, kita berangkat dari hotel menuju Pantai Sanur. Berhubung kita semua menyadari bahwa kita semua adalah stupid map reader, kita akhirnya pergi dengan metode tradisional, ngikutin petunjuk yang ada di sepanjang jalan. Kita sampai di sana jam ½ 6 pagi, begitu buka pintu mobil, ternyata sudah banyak photographer-photographer yang berbondong-bondong lari ke pantai buat cari spot terbaik mengabadikan sunrise. Tri & Marco ikut berlari panik sambil ngayun-ngayunin tripod buat membubarkan massa, sementara gw melenggang kangkung dengan santai di belakang.

Setelah berhasil mendapatkan spot terbaik, mereka mulai mengambil foto. Sementara gw duduk di dermaga pantai sambil memandang sang fajar muncul dari peraduannya, terbangun dari tidur lelapnya. Gw memandang terpesona ketika sang matahari mulai memecah langit, menyeruak di antara awan-awan yang menyelimuti bumi. Awan berarak lambat, ombak bergulung pelan, angin bertiup lembut, seolah semua hendak mengucapkan selamat pagi kepada sang surya. Gw tersenyum kecil ketika sinar matahari mulai bersinar, menghangatkan tubuh ini. Mungkin ini salah satu momen terbaik dalam hidup gw, gw gak mau detik-detik ini bergulir terlalu cepat.

Setelah matahari mulai meninggi, kita menggeliat bangun, berdiri, siap memulai hari. YEAH BEYBEH!!! We are full power!!!





No comments: