Monday, May 3, 2010

Pencarian Pantai Terindah -part 33-


Morning : Pasar Kumbasari- Denpasar

Kira-kira jam 7, kita pulang ke hotel untuk mandi, packing, dan check out. Ini hari terakhir kita di Bali, kita harus cari oleh-oleh sebelum pulang. Karena kita gak tau letak Pasar Sukawati, kita putuskan cari oleh-oleh ngikutin rekomendasi Lonely Planet, yaitu ke Pasar Badung & Pasar Kumbasari di tengah kota Denpasar, sambil cari makan di sana. Sayang jam 8 pagi belum ada restoran buka, jadi kita lanjut cari oleh-oleh aja.

Setelah parkir, kita masuk ke Pasar Badung yang katanya jual pakaian & handicraft di lantai atas, sama buah-buahan di lantai bawah. Begitu sampai sana, iieeeeuuukkhhhh….. asli rojok-nya!! Ini sih pasar biasa! Lantai bawah dijejali pedagang daging babi, di lantai atas juga gak ada keliatan penjual souvenir, cuma pakaian jadi dll. Kita terpaksa jalan ngelewatin TPS buat nyeberangin Sungai Badung menuju Pasar Kumbasari. Pasarnya relatif lebih sepi, didominasi penjual handicraft, kain tenun, sama kerajinan emas. Sialnya, sebenernya pasar ini punya akses lebih bagus lewat Jl. Gajah Mada, dan mungkin karena hari minggu, gak banyak kios yang buka.

Kita baru dapet kios yang buka di lantai tiga. Ada beberapa barang menarik kayak patung miniatur wajah, lampion, lonceng, parfum mini, aroma therapy, dll. Lucu-lucu, gw milih barang dengan antusias, sebelum Marco menghancurkan semangat gw dengan kata-kata, “Kayak ada aja cewe yang dioleh-olehin?” GUBRAK!! Wadooowww… T_T Gw baru inget kalau gw jomblo, semenit yang lalu gw masih ngerasa sebagai kaum pria yang digilai wanita T_T


Morning : Uluwatu

Setelah cari oleh-oleh seperlunya, kira-kira jam 9 pagi kita melanjutkan perjalanan ke Uluwatu. Cuma butuh beberapa menit sebelum kita menyadari bahwa kita kesasar. Asli tanpa guide kita bener-bener kayak anak ayam kehilangan induk! Nanya beberapa orang di sepanjang jalan pun percuma, kitanya jadi tambah bingung. Akhirnya kita ngandelin intuisi kita, pokoknya kita ngambil jalan ke arah selatan! Marco nyetir, gw berdoa, Tri bengong. Keajaiban dunia bertambah menjadi 8 ketika kita tiba-tiba nemu jalan yang benar! Gw bikin note di HP kalau gw bakal ajuin ini ke New7Wonders Campaign pas gw pulang ke Jawa nanti.

Akhirnya kita sampai di Uluwatu, salah satu Pura Khayangan Jagat, yang secara spektakuler berdiri di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut.

Ini yang ketiga kalinya gw ke sini, dan gw gak pernah berhenti kagum dengan keindahannya. Kita sempat jalan ke alas kekeran yang katanya penyangga kesucian pura. Waw…!! Bau monyet menguar keras dari hutan kecil ini :-p

Dari sana, kita menyusuri walkway menuju puranya yang terletak di ketinggian ± 100 m dari permukaan laut di atas tebing. Kebetulan pas lagi ada upacara di sana. Lucunya, begitu masyarakat membawa sesajen ke pura, monyet-monyet di sekitar pura ikut naik ke sana mencari peruntungan. Kita berjalan di antara monyet-monyet kelaparan tadi. Tiba-tiba ada monyet Jumbo Jones ngelewat di depan kita dengan jumawa! Sangking ngerinya gw sama Tri sampe terhenti selama ± 1 menit buat ngasih jalan si Jumbo Jones lewat. Ngeri amat… Tatuuutt…. T_T


Noon : Garuda Wisnu Kencana

Menjelang siang, kita berangkat menuju destinasi selanjutnya, yaitu Garuda Wisnu Kencana (GWK). Tempat ini merupakan taman budaya yang direncanakan akan didirikan sebuah landmark patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda.

Di tempat wisata-wisata sebelumnya kita biasa dikutip IDR 2,000 – IDR 3,000 untuk restribusi. Tapi loket pembayaran GWK, kita dibuat melongo begitu disuruh bayar IDR 25,000 / person. Gaya kita udah kayak turis kikir pergi ke kota. Gw bener-bener lupa kalau biayanya segitu, padahal tahun 2005 lalu gw pernah ke sini T_T

Eniwey, GWK sendiri merupakan mega proyek terbesar di Bali. Patung ini direncakan akan dibangun setinggi 146 m dengan bentangan sayap garuda sejauh 66 m. Sayangnya sejak tahun 2005 lalu, gak ada kemajuan berarti dari mega proyek ini. Bagian yang sudah selesai masih separuh badan Wisnu, bagian kepala burung Garuda, dan dua telapak tangan Wisnu yang salah satunya memegang Bunga Wijaya Kusumah.

Hal menarik lainnya dari GWP ini adalah pemandangan spektakuler yang terhampar sepanjang mata memandang. Bebatuan cadas di potong secara vertikal membentuk dinding-dinding tribun dengan hamparan rumput hijau pada bagian dasarnya. Di tengahnya terdapat walkway yang membelah lapangan rumput dari bagian paling belakang hingga kedepan patung Garuda. Rock abizzz!! Cocok buat foto cover album :-D



No comments: