Tuesday, March 22, 2011

Honeyventuremoon - Tour de Flores - part 10

Day 4 Kamis 17 Feb : Bajawa

Salah satu permasalahan terbesar wisata Flores adalah kepedulian pemerintahannya. Untuk mencapai Bajawa dari Riung, kita gak bisa menggunakan jalan direct ke sana karena jalannya hancur dan sudah berubah menjadi sawah. Cuma mobil 4 WD aja yang bisa melintasi jalan ini. Kita terpaksa memutar jauh melewati Mbay lagi dan lanjut ke Boawae, sebelum sampai ke Bajawa.

Butuh waktu 5 jam perjalanan santai untuk mencapai Bajawa, kota pedesaan cantik di dataran tinggi yang memiliki banyak desa-desa tradisional Flores. Kita sempat beberapa kali berhenti di padang rumput sepanjang Riung-Mbay untuk istirahat, dan berhenti makan siang di Boawae.


Walaupun pemandangan sepanjang perjalanan sungguh spektakuler, tapi tetep aja jalan berkelak-kelok naik turun bukit bikin gw pusing-mual-KO. Di restoran gw borong tolak angin dan minyak angin sama minum susu banyak-banyak. Sedikit tips buat yang pengen berkunjung ke Flores, jaga kesehatan baik-baik! Bukan sekali dua kali temen-temen backpacker terpaksa memperpanjang masa kunjungan karena sakit gara-gara fisiknya drop.

Kira-kira jam 1 siang sebelum mencapai Bajawa, kita berbelok ke arah selatan menuju Kampung Adat Bena yang terletak 19 KM dari Kota Bajawa. Terletak di atas bukit kaki Gunung Inerie, Kampung Bena adalah salah satu kampung megalitikum terbesar yang ada di Kabupaten Ngada. Terdapat sekitar 45 rumah yang mengelilingi kampung memanjang dari utara ke selatan. Rumah-rumah tersebut didiami oleh 9 Klan Bena yang dipisahkan 9 tingkat ketinggian tanah dalam kampung ini.

Waktu seolah terhenti ketika kita memasuki kampung ini. Kampung Bena sama sekali gak tersentuh kemajuan jaman. Pola kehidupan, budaya, dan adat istiadat yang dijalankan masyarakatnya relatif tidak berubah sejak 1200 tahun yang lalu. Sebagian penduduknya bermata pencaharian petani, sedangkan kaum perempuannya menenun kain ikat motif kuda dan gajah khas Bena.

Kampung ini hanya memiliki satu gerbang utama yang terbuat dari susunan-susunan batu tinggi. Kita hanya bisa memasuki kampung dari sisi kanan atau langsung menapaki tangga masuk paling atas, dan keluar dari sisi kiri. Bentuk kampungnya aeperti perahu, karena menurut mereka bentuk perahu merupakan wahana bagi arwah menuju peristirahatan terakhirnya.

No comments: