Sunday, March 21, 2010

Pencarian Pantai Terindah -part 11-

Third Travel : Manado


Day One, Friday - March 12th 2010


Pertengahan bulan Maret, musimnya kaum muda bercinta. Jauh-jauh hari gw dapet undangan untuk menghadiri Midodareni saudara di Surabaya, tanggal 16 Maret yang bertepatan dengan hari ultahnya. Kesempatan ini gak gw sia-siakan untuk melanjutkan pencarian pantai terindah gw, sebelum gw pulang ke Surabaya.

Destinasi pencarian gw selanjutnya adalah kota Manado, dengan Bunaken-nya yang terkenal. Kali ini traveling mate gw Adit, sama temen-temen eks McD-nya, Pay & Dee. Gw belum pernah backpacker sama cewe, tapi kata Adit mereka tough, jadi gw asik aja.

Entah kenapa, setiap gw mau cabut berpetualang, ada aja kerjaan yang dateng beruntun, belum lagi persiapan Weekly Report, padahal Senin gw cuti. Sampai jam 3 sore, gw masih asik ketak-ketik komputer, padahal pesawat gw ke Balikpapan take off jam 16.30. Akhirnya gw nyerah, gw delegasikan semua kerjaan gw ke Reagen, doski ngerenggut, tapi doski kembali ceria setelah gw janjiin dia oleh-oleh dari Surabaya. Hohoho... harga diri dia ternyata cuma sebesar sebungkus kripik melinjo.

Gw dianter sama temen sekantor ke bandara, sambil jemput Adit di pelabuhan & Pay di camp. Gw baru kenal Pay detik itu juga, walau sebenarnya gw tau dia. Kerja di perusahaan kayak gini, yang karyawannya didominasi kaum pria haus seksual yang rata-rata sudah usia nikah semua, wajar kalau gosip tentang keberadaan karyawan wanita baru menyebar dengan cepat. Sebagian besar bergerak cepat berjejal-jejalan kayak rebutan sembako, berhubung gw males desek-desekan, gw lebih memilih menunggu bola muntah sambil berpetualang ke seluruh pelosok negeri tercinta .

Kita take off dari Bandara Tanjung Bara ke Balikpapan jam 16.30 dengan pesawat Cassa 212-200 maskapai Airfast. Biasanya gw tidur di perjalanan. Gw gak pernah perhatian, tapi ternyata jalur penerbangan menembus rimba Kalimantan lumayan indah.

Jam 17.30 kita landing di Bandara Sepinggan dan dijemput Dee yang memang kerja di Balikpapan. Sambil nunggu penerbangan Batavia ke Manado jam 19.15, kita makan di Bakso Lapangan Tembak Senayan di bandara. Kita lumayan asik ngobrol di sana, tumben gw bisa nyambung cepet sama orang? Biasanya gw susah, introvert guah.

So here we are, 4 ekor makhluk tak bertuan, siap mengarungi indahnya alam Manado. Funny, kita berempat masing-masing memiliki hubungan segitiga. Kecuali gw, mereka eks McD. Kecuali Adit, kita lulusan kampus. Kecuali Pay, kita pernah backpacker ke Makassar. Dan kecuali Dee, kita semua kerja di *sebuah-perusahaan-lokal-tidak-terkenal-nun-jauh-di-sana*


The way to Manado City

Pesawat gw agak delay beberapa belas menit, wajar lah... Soalnya kita naik Batavia dengan rute maraton dari Medan – Jakarta – Balikpapan – Manado. Tiap pulang cuti dari Jakarta, gw juga biasa naik flight 7P-631, jamnya pas, 15.30 dari Jakarta, gw bisa langsung lanjut naik travel malam balik ke kota tempat gw kerja.

Sekitar jam 9 malam kita landing dengan selamat di Bandara Sam Ratulangi. Kita melanjutkan perjalanan menuju hotel naik mikrolet dari bandara ke Terminal Paal 2. Untung ada ibu-ibu yang satu tujuan mau ke kota Manado, dia bilang habis ini naik mikrolet 45. Turun di Paal 2, dia ngajak naik angkot no 21. Gw bingung, orang di sini pada menderita mental retarded ya? Dia bilang no 45, kok naik no 21? Apa kata-katanya mengandung maksud tersirat? 21 dikali 2 = 42, dimistik jadi 45? Berarti malem ini angka yang tembus 45?

Gw baru ngeh setelah sampai tujuan, ternyata mikrolet ini menuju Pasar 45. Kebetulan hotel kita cuma ± 50 m dari Pasar 45. Adit sudah arrange day one kita nginep di Hotel Celebes. Berhubung hotel low end penuh semua, akhirnya Adit arrange supaya kita nginep di hotel paling murah di kelas midrange.

Kita pesen kamar Eco II, tanpa AC, cuma IDR 100,000 / kamar. Gw biasa nginep di hotel kelas backpacker, tapi gw baru ngeliat kamar hotel dengan kamar mandi dalam yang dipisahin sama sehelai tirai.

Okey waktu mandi kita pura-pura cuek. Tapi begitu Adit pasang pantat di depan gw buat boker, langsung gw usir supaya boker di kamar mandi luar. Kalau gak sempat gw cegah, bisa-bisa gw mengalami horor yang bisa kebawa mimpi satu minggu.


First Destination : Boulevard

Jam 11 malam, kita memulai petualangan pertama kita, melihat kehidupan malam di kota Manado. Kata orang, kalau ke Manado, jangan lupa 4B (Bunaken, Boulevard, Bubur Manado, Bibir Manado). Ini B pertama kita : Boulevard!

Berhubung mikrolet sudah gak ada, kita pakai fasilitas drop off mobil hotel, dengan membayar IDR 35,000 / trip. Menjelang tengah malam, kita mengarungi the famous Boulevard, termasuk melewati mall-mall-nya, seperti Manado Mall, Boulevard Mall, dan Manado Town Square.

Sepanjang jalan Boulevard, banyak café kecil untuk wisata kuliner malam. Sayangnya menu makanannya didominasi si kaki panjang dan si kaki pendek : rw, babi putar, babi isi bulu, biapong, babi rica-rica dll.

Setelah sempat melewati Café Wisata Bahari yang terletak di pinggir laut, akhirnya kita milih untuk nongkrong di café de Terrace, yang pernah jadi tempat shooting Termehek-mehek. Makanannya cenderung standar café, tapi lumayan lah buat tongkrongan malam minggu.

Habis makan, kita nongkrong di pinggir pantai yang berupa reklamasi pantai untuk membangun pusat keramaian ini. Ada orang iseng snorkeling malem-malem, untuk kita udah pada cape, jadi gak semangat nimpukin dia pake batu-batu yang terhampar di sekeliling kita.


No comments: