Saturday, March 6, 2010

Pencarian Pantai Terindah -part 9-


Noon – First Destination : Benteng Somba Ompu

Pulang dari Leang-Leang, kita kembali ke Makassar untuk makan siang. Mamat punya ide cemerlang buat makan Pallu Basa di Jl. Serigala, yang konon tongkrongan anak-anak Changchuters kalau mereka ada tur di Indonesia timur.

Rasanya mirip rawon, asik, berhubung enak kita nambah beberapa porsi. Waktu bayar kita bilang kalau kita makan 7 porsi, nasinya 8, tapi kasirnya ngotot kita berapa orang? Ya kita jawab aja kita berlima? Jujur kan?

Pas mau cabut, Mamat ketemu sama temen-temen cewenya. Berhubung Marco sama Tri nenteng kamera pro, mereka interest ngajak kita foto sunset di pantai Akkarena. Tawaran ini jelas kita sambut dengan antusias, oke… Malino kita cancel, just for you, hehehe

Habis makan kita ke Benteng Somba Ompu. Benteng ini merupakan pusat kerajaan Gowa dan salah satu kota Bandar terbesar di Asia Tenggara pada masanya. Tapi dari isi bentengnya, kok rajanya mau tinggal di gubuk reyot ya?

Sekarang kawasan ini dijadikan pusat budaya miniatur Sulawesi Selatan dan telah dibangun berbagai rumah adat tradisional dari semua suku / etnis yang ada di Sulawesi Selatan dimana setiap rumah dapat menggambarkan budaya masing-masing.



Noon – Second Destination : Pelabuhan Paotere

Rencana awal kita sebelum berangkat ke Malino, kita mau ngejar sunset di Pelabuhan Paotere. Tapi berhubung kita udah janjian mau ke Pantai Akkarena sama cewe-cewe, akhirnya kita geser rencana perjalanan ke Paotere menjadi lebih siang.

Paotere merupakan tempat persinggahan kapal layar masyarakat Sulawesi yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Terdapat berbagai macam kapal layar dalam gaya dan bentuknya. Sayangnya gak ada phinisi asli, tapi at least kita bisa lihat beberapa jenis kapal tradisional Bugis.

Masih ada waktu buat nunggu sesi pemotretan, kita sempet nongkrong di GTC (Global Trade Centre) Makassar di kawasan Tanjung Bunga yang gembar-gembornya Lake Side Shopping Centre. Sayang isinya gak terlalu bagus, tapi lumayan lah buat ngadem dari teriknya matahari Makassar.



Afternoon – Pantai Akkarena

Sorenya, kita ketemuan sama temen-temen cewe Mamat di Pantai Akkarena. Kawasannya cukup modern, dilengkapi dengan fasilitas lengkap kayak taman hidangan, plaza oval, dermaga, lapangan voli pantai beberapa ruang locker, ganti & bilas, sama tempat permainan anak. Beberapa sarana olahraga air juga ada disini seperti jetski, banana boat, speed boat, boat kecil.

Satu hal yang menjadi nilai tambah lainnya yaitu ombaknya tenang, cocok buat orang patah hati merenungi nasib di sini.

Gak menunggu lama, sesi pemotretan dimulai. Gaya Tri udah kayak tukang foto polaroid yang biasa keliaran di daerah wisata buat nawarin foto ke turis. Sayang batre kamera Marco habis.

Puas foto-foto di pantai, kita pindah ke dermaga, yang menjadi landmark Pantai Akkarena.

Di saat anak-anak have fun berfoto, gw termenung memikirkan masa lalu gw.



Beberapa tahun lalu di Pantai Pangandaran, matahari sore menyinari kami dengan kilau keemasannya. Kami berjalan di bentangan pantai coklat, sementara ombak kecil bergulung mencium pantai, membasahi kaki kami, meninggalkan butiran pasir di kaki kami.

Suasana pantai terasa lengang, kami berjalan mengiringi senja yang mengantar surya kembali pulang. Kau melirikku dengan senyum kecilmu, entah bagaimana, senyum itu selalu membuatku terdiam, menghipnotisku, membuatku seperti anak kecil dalam genggaman tanganmu.

Gulungan ombak-ombak kecil itu menghapus jejak kami. Tak ada yang tersisa, hanyalah kenangan yang terbawa gulungan ombak pulang ke laut.

Aku tak tahu siapa yang kurindukan, apakah kamu, kenangan lalu, atau senja merah itu? Aku tidak tahu… sama sekali tidak tahu… mungkin tak akan pernah tahu.




2 comments:

Tama said...

foto yang lu sendirian di pantai kelam keemasan itu cakep banget bro, jadiin foto profil gih.

sahrial said...

takutnya gak maksimal, tapi ntar gw coba, thanks bro